Istri bukanlah sosok perempuan untuk melayani mu….
Bukanlah sosok perempuan untuk menyucikan bajumu….
Bukan untuk menyetrika bajumu…..
Bukan untuk menyiapkan sarapan buatmu….
Bukan untuk menyapu lantai rumahmu……
Dan bukan hal hal yang serupa…!!
Tapi ia adalah sosok perempuan yang akan menentramkan hati mu..
Ia adalah penyempurna Agamamu.
Ia adalah belahan jiwamu yang akan menemani jalan dakwah mu…
Ia adalah tulang rusukmu yang akan melindungi hatimu dan yang akan selalu berada di sampingmu saat senang maupu sedih.
Ia adalah bidadari dalam hidupmu yang akan mengantarkan mu pada Ridho Allah.
Ia adalah pasangan dari keping hatimu yang satu.
Ia adalah penyejuk jiwa yang akan melengkapi kekurangan” Mu.
Ia lah yang akan mendidik anak-anakmu menjadi generasi Qur’ani.
Sabagai mana kisah Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az Zahra.
Ali dan Fatimah senantiasa saling bahu membahu menegakkan tiang kehidupan rumah tangga yang berlandaskan pada cinta dan kasih, tolong menolong, kerja sama, dan saling menghormati.
Pada suatu hari, Fatimah jatuh sakit dan walaupun sedih. Ali menyiapkan semua yang di butuhkan Fatimah dan menggantikan semua tugasnya.
“beristirahatlah agar sakitmu segera hilang,” katanya pada fatimah.
“aku telah cukup beristirahat sampai-sampai aku malu melihatmu mengerjakan tugas-tugasku sebagai ibu.” jawab Fatimah dengan nada lirih.
“jangan pikirkan itu. Bagiku semua itu sangan menyenangkan. Lagi pula setelah engkau sembuh, engkaulah yang akan mengerjakan semuanya,” ujar ali.
Wahai istriku, adakah engkau menginginkan sesuatu ?” Tanya ali dengan tiba-tiba.
Fatimah terdiam sebentar kemudian berkata,” sesungguhnya sudah beberapa lama ini aku menginginkan buah delima.”
“baiklah aku akan membawakan” ali pun pergi kepasar walaupun dengan uang pas-pasan.
Kisah ini sepatutnya dapat menjadi pelaran bagi yang ingin membangun batera rumah tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar