Masa
lalu kelam.
Jika cerita masa lalu terlanjur kita goreskan dengan tinta hitam, masih pantaskah
kita mendapatkan hidup terbaik. Saat diri ini berlumuran dosa dan kesalahan adakah
Ampunan Allah ? masihkah Allah memberi rahmat untuk kita ?
“Katakanlah. “Wahai Hamba-Hamba ku Yang Melampoi Batas Terhadap Diri Mereka Sendiri ! Janganlah
Kamu Berputus Asa Dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Dosa-Dosa.
Sungguh Dia Maha Pengampun Maha Penyayang” (Qs.Az-Zumar : 53)
Menyesali dosa yang telah lalu itu sesuatu yang mulia, tapi kita juga dilarang
untuk larut dan tenggelam dalam penyesalan yang berkepanjangan. Tapi kalau kita
tetap dalam perbuatan dosa karena terlanjur dan putus asa itu tidak boleh.
Malah akan membuat kita meragukan kalau tuhan itu maha penyayang dan pengampun.
Segera move on dan membuat rencana hidup seindah mungkin.
Jika anda kehilangan tunggangan berupa
Onta yang membawa makanan dan minuman di padang pasir yang panas dan gersang,
lalu anda berharap Onta itu kembali, saat itu anda duduk berteduh di bawah pohon kurma
dengan rasa kecewa kemudian tiba-tiba Onta
anda berada di samping anda dengan membawam akanan dan minuman secara utuh.
Betapa anda bahagia bukan main. Saking bahagiany asampai-sampai anda mengatakan
“Alhamdulillah, engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu ”Begitulah analogi Betapa senang
Allah jika hamba-hambanya bertaubat sampai anda salah ucap. Semua manusia tidak
luput dari dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah bertaubat.
So segera Move On sekarang juga
mumpung nafas ini masih berhembus, ini adalah bentuk Allah masih menyayangi kita
dan dia member kita kesempatan untuk berbenah diri.
Lagian sich… kan lebih baik menjadi
mantan ustadz di bandingkan menjadi mantan
preman… eh keliru, maksudnya lebih baik menjadi mantan preman disbanding mantan
Ustadz/Ustadzah. Semoga kita senantiasa dalam kebaikan sehingga kita menjadi
Orang yang khusnul khotimah. Amiin.
Ada tips-tips untuk Move on
Taubatan Nasuha.
Taubat kembali kejalan Allah sedangkan
Nasuha berate Sunguh-sungguh, totalitas atau sampai akhir.
Berikut adalah tips-tipsnya:
- 1. Memohon apunan kepada Allah.
- 2. Komitment untuk tidak mengulanginya lagi
- 3. Banyak beristigfar
- 4. Iringi dengan perbuatan-perbuatan baik
- 5. Jangan dekat-dekat dengan kesalahan yang lalu
- 6. Berteman dengan orang-orang yang baik
- 7. Senantiasa berdoa agar di jauhkan dari dosa
Sering kali kita merasa ingin berubah
untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan ingin meninggalkan hal yang buruk.
Awal-awal sich…. Semangat dan berjalan lempeng tapi kebanyakan tidak istiqomah sampai
ahirnya balik lagi pada kebiasaan lama.bahasa lucunya Bocor alus, lembut tapi pasti
keluarnya. Mungkin juga karena bayaknya ujian yang ada, bias juga nich kita aja
yang kurang komitmen. He he. Kata orang jawa kapok Lombok. J
Contohnya begini…!
Seorang pemuda sebut saja Akhmad tapi
bukan Akhmad Fauzi lo….! Pemuda itu mengikuti pengajian. Pada saat itu penceramah
berbicara tentang Sholat, mulai dari rukun sholat, keutamaan sholat, pahala sholat,
hukuman bagi yang meninggalkan sholat dll. Saat pengajian Ahkhmad begitu menggebu-gebu,
dalam hati diabilang ”aku akan mengikuti apa yang di kata kana ustadz, aku akans
halat 5 waktu berjamaah, tidak lagi Chatingan saat waktu Sholat, tidakakan Fecebookan,
PS-an, BBM-an, WA-an walaupun Gunung meletus pokoknya Sholat yang aku Utamakan.
waah... semangat 45 seperti popoye yang baru saja Makan bayam.. hehehe. Ahmad
sadar bahwa yang membuat meninggalkan Shalat adalah Fecebookan, BBM-an, balapan
dll.
Sepulang pengajian Akhmad begitu semangat untuk menjalankan Shalat. Tapi lambat
laun Akhmad mulai meninggalkan satu persatu.
Sholatnya bolong-bolong Akhamd lebih betah dengan teman-temanya untuk kembali
kekebiasaan lama. Di karenakan semangat Ahkmadt idak di Up date (Kayak status
FB saja) dan juga Akhmad berteman dengan orang-orang yang hobiPS-an,
nongkrong-nongkrong gak jelasdll, apalagi ditambah fasilitas yang mendukung.
Bukan berati memilih-milih dalam berteman, tapi
teman pergaulan sangat berpengaruh, boleh berteman dengan orang-orang begituan tapi
kita harus memiliki filter, jangan sampai kita terbawa arus oleh kebiasaan-kebiasaan
Negatif teman kita, malah kitaharus mengajak mereka untuk kebaikan.
Intinya untuk menjaga komitmen membutuhkan teman-teman yang baik, agar ada yang selalu menasehati kalau kita sedang belok dari komitmen
tersebut, teman juga bias mendorong agar tetap semangat, tentu di butuhkan teman-teman
yang baik. Bagaimana mungkin teman kita akan men gingatkan tentang kebaikan jika
teman biasa melakukan keburukan. So… teman itu sangat berperan, dan memberi semangat.
Jika ingin baik berkumpulah dengan
orang baik maka kita akan mendapatkan kebaikan pula. Jika tidak ingin kecebur,
jangan dekat-dekat dan menjauhlah dari sungai, kalu dekat-dekat bisa saja kita akan
kecebur.
By: fauzi fii sabilillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar